Sunat merupakan prosedur pembedahan yang paling umum dilakukan di dunia pada orang laki-laki, terutama anak-anak. Sunat dilakukan untuk berbagai alasan, diantaranya: terapeutik, profilaksis, agama, budaya dan sosial. Di Indonesia alasan agama dan sosial sangatlah menonjol dalam menentukan keputusan disunat. Banyak pula manfaat sunat yang akan diperoleh seorang anak dari bersunat. Hampir 100% laki-laki muslim di Indonesia disunat, sehingga metode sunat menjadi sangat berkembang pesat, beragam metode tersedia. Namun di tangan keluarga dan orangtualah yang akan memutuskan metode sunat terbaik bagi putranya.
Sunat Anak dan Manfaat Sunat bagi Kesehatan
Diskusi tentang manfaat sunat pada anak laki-laki karena alasan kesehatan sering terpecah. Para pendukung menyarankan ada manfaat kesehatan potensial yang signifikan termasuk penurunan risiko untuk beberapa infeksi menular seksual, penurunan kanker penis terkait HPV dan mengurangi fimosis, parafimosis. Di sisi yang berlawanan, ini terkait tingkat komplikasi nyeri, hanya manfaat sederhana, dan belum sepenuhnya sunat pada anak laki-laki, terbukti mencegah beberapa infeksi menular seksual. Metode sunat sudah ada sejak berabad-abad lalu, terutama sejak ada agama samawi, terutama bagi pemeluk agama Yahudi dan Islam. Metode ini terus berkembang, mulai dari pemotongan menggunakan berbagai perkakas yang tajam dan tidak steril hingga menggunakan alat sekali yang nyaman, mulai dari tanpa ada pembiusan, berendam di air sungai yang dingin sejak dini hari, hingga pembiusan tanpa jarum. Semua metode sunat dan pembiusan ini tentunya memberikan keleluasaan pada orang tua untuk memilih, tapi terkadang hal ini justru tambah membingungkan orangtua.
Metode Sunat yang saat ini sangat popular di Indonesia :
- Sunat klasik atau konvensional, pemotongan menggunakan gunting atau pisau, selanjutnya dijahit
- Sunat laser atau kauter, pemotongan menggunakan alat kauter, selanjutnya dijahit.
- Sunat klamp, akan terpasang klamp sekali pakai selama beberapa hari, sebagai pengganti jahitan.
- Sunat stapler, menggunakan alat stapler sekali pakai, pemotongan dan penjahitan sekaligus, tanpa terpasang alat.
- Sunat lem, mirip dengan sistem klamp, klamp yang terpasang diganti dengan lem khusus luka.